Orang jepang sangat dikenal karena memiliki disiplin
yang tinggi. Hal ini dikarenakan mereka sejak kecil sudah dididik dengan sangat
keras. Pemerintah jepang juga mewajibkan para warganya untuk tetap menggunakan
dan melestarikan peninggalan leluhur hingga kini.
Ini dilakukan agar budaya dari leluhur mereka tetap
lestari hingga masa mendatang. Begitu juga dengan tradisi minum teh atau
Chanoyu yang masih diteumkan hingga saat ini.
Tradisi minum teh ini berasa dari Jepang dan sudah
diturunkan dari generasi ke generasi dan difilosofikan sebagai satu pertemuan
antara tuan rumah dan tamu.
Ketika kegiatan minum teh dilakukan, para tamu diantar ke ruangan khusus dengan pintu kecil. Oleh karena itu, tamu harus membungkuk saat memasuki pintu. Alasan mengapa pintunya kecil adalah untuk menunjukkan rasa hormat kepada tuan rumah.
Juga, hal terpenting saat menyajikan teh adalah jenis
teh yang akan disajikan untuk tamu yang datang. Pada umumnya tradisi minum teh
ini biasanya menggunakan teh hijau sebagai bahan dasasr dalam pembuatan teh.
Teh hijau merupakan minuman penting bagi
masyarakat Jepang karena memiliki berbagai efek khasiat pada tubuh.
Teh hijau terbuat dari cha atau teh dan cemara
Camellia sinensis. Teh hijau pertama kali dibawa ke Jepang dari Cina untuk
tujuan pengobatan pada abad ke-9. Teh hijau digunakan karena teh ini memiliki
beberapa manfaat, diantaranya sebagai obat untuk penyakit tertentu dan bisa
membantu memelihara kesehatan tubuh. Dikarenakan teh ini mengandung banyak
vitamin dan mineral seperti Vitamin C, flavonoid, antioksidan, katekin, dan kandungan
lainnya.
Tidak hanya tuan rumah tetapi juga tamu harus mempelajari tata krama Chanoyu ketika makan dan minum teh. Tamu yang datang pun tidak diperbolehkan memakai perhiasan karena merupakan tanda hormat dan menandakan bahwa tuan rumah dan tamu berada pada level yang sama. Untuk melakukan tradisi minum teh ini, tidak ada aturan yang membatasi waktu untuk dapat menikmatinya.
Kata "Chanoyu" awalnya diciptakan oleh Sen
no Rikyu. Dia memiliki peran yang cukup besar dalam memulai tradisi minum teh
ini. Menurutnya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam upacara
minum teh, seperti keharmonisan antara tamu dan tuan rumah, keharmonisan antara
alam dan lingkungan.
Ada tiga istilah yang dijelaskan Serikyu dalam tradisi
upacara minum teh. Yang pertama yaitu Respect (Kei) yang berarti rasa hormat
atau kesetiaan kepada orang lain, tanpa memandang pangkat atau jabatan. Purity
(Sei) adalah proses penyucian diri secara mental dan spiritual juga termasuk pemurnian
pikiran. Dan yang terakhir adalah Serenity (Jaku) yang berarti mencapai tiga
prinsip pertama kedamaian batin yang muncul dari tindakan.
Dari ketiga prinsip yang diajarkan oleh Seno no Rikyu, menunjukkan bahwa tradisi upacara minum teh erat kaitannya dengan tata krama antara tuan rumah dan tamu. Tradisi minum teh ini terikat dengan banyak aturan, namun keberadaan tradisi ini memiliki makna "pertemuan yang berharga". Oleh karena itu, kita harus menghargai pertemuan kita dengan orang-orang melalui tradisi upacara minum teh.
0 Komentar